Sebuah rumah di kota kecil, tampak seorang lelaki menikmati
secangkir kopi dipagi hari sambil membuka laptop. sesekali dia mengetikkan
jarinya di keyboard. lalu membuka sebuah program yang isinya berupa grafik dan
angka-angka bergerak. alunan musik terdengar mengiringi aktivitasnya, sesekali
seorang anak kecil menghampirinya sambil mengajaknya bermain.
Begitulah kira-kira sekilas kehidupan seseorang yang uang
penghasilannya didapat melalui trading saham. bagi mereka yang telah malang
melintang di dunia perdagangan saham hal seperti ini bukanlah isapan jempol.
memang kenyataannya banyak orang yang telah berpengalaman pada akhirnya
menjatuhkan pilihan trading saham sebagai sumber penghasilan.
Pada dasarnya trading saham sama seperti bisnis pada
umumnya. mereka membeli barang lalu menjualnya kembali, begitu pula trading
saham. saat saham dinilai "murah" alias dibawah nilai fundamental
perusahaan saham tersebut layak dibeli lalu ketika harganya telah mencapai
target maka akan dijual kembali. tidak ada batasan pasti mengenai target
keuntungan ini
Seseorang mungkin cukup puas dengan mendapat keuntungan 3%
perhari sedangkan yang lain baru puas ketika keuntungannya mencapai 5% perhari.
keduanya sama-sama benar, justru pasar bergerak karena banyak keinginan manusia
didalamnya. coba bayangkan ketika semua manusia memiliki keinginan yang sama
persis, semua orang membeli tidak ada yang mau menjual? atau sebaliknya.
Oleh karena itu di pasar saham harga bergerak berdasarkan
persepsi mayoritas. jika pasar berasumsi masa depan ekonomi akan baik saat
itulah semua orang akan beramai-ramai membeli saham. loh kalau semuanya membeli
siapa dong yang menjual? yang menjual tentu saja mereka yang memiliki persepsi
berlawanan. nah, biasanya orang-orang yang berlawanan ini memiliki sumber
informasi dan analisis yang lebih kuat
Disaat mayoritas orang menjual saham karena sikap
pesimisnya, orang-orang minoritas ini tahu bahwa suatu saat keadaan akan
berubah. sehingga mereka selalu bisa bertindak lebih awal, membeli saham di
harga yang tepat dan menjualnya pada harga tinggi. memang tidak bisa dipungkiri
banyak juga orang merugi trading
saham, tapi ingat ini bisnis. Coba lihat
di pasar tradisional pun banyak pedagang merugi, misalnya pedagang cabe merugi
karena panen berlimpah sehingga harganya jatuh, pedagang es campur merugi
karena tiba-tiba cuaca hujan sehingga
dagangannya tidak laku dan banyak lagi kasus lain. Yang perlu digarisbawahi
adalah jika faktor yang mempengaruhi berasal dari luar, atau pakar investasi
menyebutnya dengan resiko pasar (systematic risk) resiko ini tidak bisa
dikendalikan. kasus diatas merupakan contoh resiko pasar dalam kehidupan pedagang. Di bursa saham juga ada faktor seperti itu,
misalnya kebijakan pemerintah, suku bunga, nilai tukar, hingga bencana alam. Biasanya
resiko pasar kerap direspon berlebihan, saat itulah sebagian kecil investor
berlawanan arah masuk dengan keyakinan tinggi.
Resiko yang kedua
adalah resiko non sistemik. Resiko
ini berasal dari dalam perusahaan.
misalny a penurunan laba , pergantian manajemen, strategi bisnis yang
tidak tepat. Sedikit tips buat anda yang
ingin membeli saham, belilah perusahaan yang sehat, manajemen kuat, memiliki
pangsa pasar luas, tidak gemar berhutang, selalu berekspansi baik dengan
menambah kapasitas produksi atau pun membuka segmen bisnis baru. Biasanya perusahaan
seperti relatif lebih kuat bila menghadapi goncangan pasar, kalau pun ada
penurunan kinerja yang penting masih
mencetak keuntungan. Memang dalam
kondisi terburuk, harga sahamnya tetap akan turun namun saat keadaan mulai
stabil saham seperti ini menjadi incaran utama.
Faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham sangat
banyak. Faktor ini selalu bisa
dipelajari oleh siapa saja, karena itu mereka yang berhasil adalah mereka yang mau
terus belajar, tidak merasa paling pintar. kembali kepada tujuan utama, bahwa
trading saham sama halnya dengan bisnis umumnya yaitu mencari untung. Setiap orang bisa mendapat untung meskipun pola transaksinya berbeda. Sehingga disiplin,
psikologi diri, dan pengalaman seseorang lebih berperan didalamnya. kembali
Baca juga : Cara bermain saham bagi pemula
Baca juga : Cara bermain saham bagi pemula
No comments:
Post a Comment